XtGem Forum catalog


Rabu, 03 Oktober 2012


PUBLIKASI KARYA TULIS TAK SULITKAN MAHASISWA


Ketua Badan Penjamin Mutu Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia yakin bahwa kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kewajiban menulis karya ilmiah dalam jurnal ilmiah tidak akan menyulitkan mahasiswa. Kebijakan itu telah diedarkan ke perguruan-perguruan tinggi sejak 27 Januari dan akan berlaku bagi mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 yang lulus setelah Agustus 2012. "Kami mematuhi surat edaran itu. Makanya sedang mempersiapkan kebijakan agar mahasiswa dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya," kata Windia, Rabu (15/2/2012), di Denpasar, Bali.

Salah satu kebijakan yang ditempuh, di antaranya, mahasiswa S-1 tidak akan membuat skripsi setebal biasanya. Skripsi menjadi persyaratan menempuh ujian akhir. Hasil penelitian yang telah dilakukan juga akan disajikan untuk memenuhi syarat dimuat dalam jurnal. Selain itu, masing-masing fakultas diharapkan bisa segera membuat jurnal, di samping beberapa fakultas yang bernaung di bawah Unud sudah memiliki fasilitas tersebut. Windia mengungkapkan, pelaksanaan pemuatan karya mahasiswa pada jurnal ilmiah itu akan diusahakan tidak menambah waktu kuliah. "Oleh sebab itu, mahasiswa tidak perlu khawatir karena membuat karya ilmiah merupakan sesuatu yang sangat lazim dan umum di kalangan perguruan tinggi, bukan menghambat atau menambah waktu kuliah," kata dia. Tingkatkan Iptek Sementara itu, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr I Wayan Rai menilai, kewajiban memublikasi karya tulis ilmiah akan meningkatkan mutu sekaligus penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). "Surat edaran Dirjen Dikti itu (agar) SDM, kerja sama serta semangat dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar," kata Rektor ISI Denpasar, Prof Wayan Rai. S di Denpasar, Rabu.

Menurutnya, hal ini justru akan memberikan tantangan tersendiri bagi dosen dalam melakukan proses bimbingan. Upaya publikasi itu sekaligus akan menghindari adanya mahasiswa yang meniru karya orang lain. Secara internal, kata Rai, ISI Denpasar akan melakukan pembahasan secara matang terkait kewajiban tersebut. Saat ini, ISI Denpasar telah memiliki Mudra, jurnal ilmiah berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris, disamping media online. Masing-masing fakultas juga memiliki jurnal yang akan menampung karya-karya ilmiah mahasiswa. Jurna-jurnal itu diharapkan segera mendapat akreditasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.